| IQ NYA MELEBIHI IQ NYA ALBERT EINSTEIN |
Ikastara berkesempatan hadir sebagai penonton pada taping program “Kick Andy” bersama presenter Andy F. Noya di Grand Studio Metro TV di Kedoya, Jakarta Barat pada hari Rabu, 7 Desember 2011. Kenapa Ikastara diundang? Karena salah satu narasumber sore ini adalah siswa SMA Taruna Nusantara bernama Gusnadi Wiyoga, TN 22, yang masih duduk di bangku kelas X.
Yoga, sapaan akrab Gusnadi Wiyoga, diundang untuk hadir sebagai narasumber di Kick Andy, sesuai dengan tema Kick Andy kali ini, yaitu “Prestasi di tengah Keterbatasan.” Kata kuncinya adalah : Prestasi & Keterbatasan.
PP Ikastara diwakili Kadiv Kekerabatan, Gamma Quieto Riantori, TN 8, bersama 2 orang alumni, Vidita Vergia Verena, TN 15 dan Ragga Sukma, TN 13, hadir tepat waktu, sekitar pukul 5 sore. Tanpa membuang waktu, registrasi ulang pun segera dilakukan untuk mendapat kupon penukaran souvenir dan doorprize di akhir acara.
Suasana di lobi Grand Studio Metro TV sore itu tampak meriah. Ratusan orang dengan pakaian batik, yang memang menjadi dresscode acara, tampak riuh mengobrol sambil diiringi musik akustik dari band setempat.
Alumni yang datang lalu segera menuju lantai 2 untuk coffeebreak. Ketika naik, sekelebat sosok yang kami yakini sebagai Ibu Sri Susiana Suryandari, selaku pamong pembimbing Yoga, melintas di depan kami. Tentu saja kami mempercepat langkah kami agar tak kehilangan beliau. Ternyata beliau cukup gesit dalam berjalan, mungkin faktor rutinitas beliau lari keliling kampus di SMA TN. Hwehehe. Akhirnya memang sudah jodoh, beliau berhenti karena di sana ada Yoga yang telah menunggu.
Sosok Yoga seperti kebanyakan sosok siswa tingkat pertama di SMA TN. Kurus dengan balutan PDPM (ya, sore itu Yoga berseragam PDPM kebanggaan SMA TN), warna kulit sedikit gelap (mungkin efek PDK, hehe…), pendiam cenderung pemalu tapi dengan sorot mata tajam penuh semangat.
Dalam perbincangan bersama kami, Bu Susi dengan semangat bercerita tentang sosok Yoga yang luar biasa. Bagaimana Yoga merajut prestasinya sejak usia belia, khususnya di mata pelajaran matematika, hingga berkali-kali mewakili Indonesia dalam berbagai perlombaan matematika tingkat regional maupun internasional. Bagaimana Yoga yang jarang hadir di kelas karena aktivitasnya mengikuti perlombaan di luar sekolah, namun pada ujian terakhir, mampu meraih nilai sempurna untuk mapel matematika, fisika dan kimia. Bagaimana Yoga tanpa rasa sombong atau tinggi hati, bersedia menjadi mentor bagi teman-temannya yang butuh bimbingan khusus dalam mapel matematika. Dan lain-lain.
Pembicaraan kami terhenti ketika tim dari Kick Andy meminta Yoga dan juga Bu Susi untuk bersiap-siap dan make-up sebelum tampil. Kami pun bergegas masuk ke dalam studio untuk mencari tempat duduk.
Di dalam studio, yang ternyata dingin, penonton sudah ramai memenuhi slot tempat duduk yang disediakan. Kami mencari tempat duduk yang tersisa, dan akhirnya mendapat tempat di pojok kanan atas (kiri atas dari arah panggung). Bersamaan dengan itu, hadir pula Ketua 1 PP Ikastara, Hanif Widyanto, TN 13 dan anggota Divisi Sosial & Kemasyarakatan, Listya Aderina, TN 13. Sehingga total rombongan kami menjadi 5 orang.
Yoga mendapat giliran tampil di segmen 2. Dengan langkah pasti, menempati sofa narasumber di samping Andy. Sementara Bu Susi mendapat kursi di deretan penonton paling depan, tepat di bawah panggung utama. Bersebelahan dengan pendiri Surya Institute, ahli fisika kenamaan Indonesia, Profesor Yohanes Surya, PhD.
Yoga memang terlihat agak gugup, namun berkat kelihaian Andy sebagai presenter, suasana kaku ini tak berlangsung lama.
Dengan tangkas, Yoga menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan Andy.
Bagaimana dia memulai semuanya ketika duduk di kelas 6 SD Nanggulan, Sleman dan dikirim ke Hongkong (2007) untuk mengikuti lomba matematika mewakili Indonesia. Tidak menang memang, namun hal ini menjadi pemicu bagi Yoga untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
Setahun berikutnya, Yoga yang kala itu duduk di kelas 7 SMPN 8 Jogjakarta dikirim ke Chiangmai, Thailand untuk mengikuti International Mathematics Competition (IMC) 2008. Kali ini, dia berhasil meraih Silver Prize Team Competition Award dan Bronze Medal Individual Competition Award sebagai persembahan untuk tanah airnya.
Emas perlombaan matematika yang pertama diraihnya terjadi di Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang berlangsung di Jakarta tahun 2009. Yoga, yang waktu itu sudah duduk di kelas 8, menarik perhatian Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara yang menawari Yoga kesempatan untuk bersekolah di SMA Taruna Nusantara Magelang, dengan beasiswa penuh.
Pada IMC 2010 di Incheon, Korea Selatan, Yoga mampu meraih medali perunggu., di tahun terakhirnya sebagai siswa SMP.
Yoga diterima di SMA Taruna Nusantara Magelang sebagai angkatan ke-22. Di SMA TN, Yoga terus berprestasi dengan raihan medali perak OSN 2011 di Manado. Hasil ini mengantarkan Yoga mewakili Indonesia di International Competitions and Assessment for Schools (ICAS) region Asia Pacific tahun 2011. Lagi-lagi medali perak berhasil direngkuhnya.
Satu pertanyaan Andy tentang IQ Yoga, dijawab oleh Bu Susi. 163!! Angka tersebut merupakan hasil tes IQ yang diikuti Yoga di Universitas Gadjah Mada. Andy terhenyak, dan secara bergurau, berkata bahwa IQ Yoga tersebut dua kali IQ-nya. Prof. Yohanes Surya tak mau kalah memberikan apresiasi. Beliau bercerita, bahwa ada anak didiknya yang memiliki IQ 157, kini telah menjadi seorang profesor di sebuah universitas terkemuka di Amerika Serikat. Prof. Yohanes menambahkan sebuah pesan, jika Yoga ada di tangan pendidik yang tepat, maka Yoga akan menjadi orang besar, seorang profesor Matematika kaliber internasional, seperti yang dicita-citakan Yoga.
Di akhir acara, Yoga dan sejumlah narasumber yang lainnya mendapat apresiasi berupa uang tunai dari Dewan Asuransi Nasional yang hadir sebagai undangan.
Selesai taping, para anggota Ikastara yang hadir tak mau melewatkan kesempatan foto bersama Yoga dan Bu Susi. Ternyata di luar studio, telah menunggu Hipasdo Situmorang, TN 11, alumni yang bekerja di Metro TV. Sebenarnya ada satu lagi, Lori Singer, TN 11, namun posisinya sebagai reporter mengharuskan beliau untuk terjun meliput peristiwa lain.
Suatu jalan hidup yang sudah ditakdirkan Sang Maha Pencipta bagi Yoga, pelajar berprestasi yang lahir dari keluarga sederhana yang tinggal di Dusun Waringin Maguwoharjo, Depok, Sleman, Jogjakarta. Ayahnya, Sumardi, bekerja di rumah, mereparasi sepatu dan tas para tetangga dan kenalannya. Ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Namun, kesederhanaan ini tidak menjadi hambatan bagi Yoga untuk berprestasi. Yoga sejak kecil terbiasa belajar sendiri, tanpa mengikuti bimbingan belajar khusus. Setiap malam, dia mengulang pelajaran yang diterimanya di sekolah dengan tekun.
Yoga berhasil membuktikan bahwa dengan semangat ketekunan dan kerjakeras, keterbatasan bisa dilalui untuk mencapai prestasi. Selalu ada jalan bagi mereka yang mau berusaha.Kalau menurut beberapa website, IQ-nya Albert Einstein adalah 160. IQ Yoga adalah 163. Wow!
Label: Math Olympiad
1 Komentar:
hallo
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda